Jam digital ini menggunakan LED warna merah dengan dimensi 5 mm, dapat menampilkan waktu jam dan menit. Terdapat back-up baterai CMOS sehingga tidak perlu mengatur ulang jika listrik PLN padam. Untuk mengaturnya menggunakan 2 buah tombol yaitu tombol 1 : atur jam, tombol 2 : atur menit.
Betu Lai
Thursday, April 28, 2011
PERANCANGAN PENGENDALIAN PERALATAN LAMPU LISTRIK JARAK JAUH MENGGUNAKAN TELEPON SELULER
Keaslian Penelitian
Skripsi ini berjudul Perancangan Pengendalian Peralatan Lampu Listrik Jarak Jauh Menggunakan Telepon Seluler, dimana pengendalian lampu listrik menggunakan fasilitas SMS (Short Message Service) pada telepon seluler. Alat ini juga diharapkan dapat memantau keadaan peralatan lampu listrik apakah dalam keadaan hidup atau mati. Merk telepon seluler yang digunakan adalah jenis Siemens M35. Sistem yang digunakan adalah sistem komunikasi serial antara telepon seluler Siemens M35 dengan mikrokontroler AT89S51. Mikrokontroler sebagai pengendali dan pemantau keadaan peralatan lampu listrik.
Diagram Kotak Perangkat Keras
Sistem kendali lampu dengan media SMS ini, dirancang berdasarkan berbasis mikrokontroler AT89S51. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram dari alat ini.
Pada Gambar 3.1 ditunjukkan diagram kotak sistem secara keseluruhan. HP Siemens M35 digunakan sebagai Gateway SMS. HP dengan mikrokontroler terhubung dengan menggunakan kabel data yang memanfaatkan komunikasi serial RS232. Jenis komunikasi yang digunakan adalah model UART.
Mikrokontroler mempunyai peran sebagai basis sistem. Mikrokontroler akan membaca dan berkomunikasi dengan HP, kemudian mengendalikan lampu dengan bantuan driver relai, serta membaca sensor yang telah dilewatkan sebuah komparator.
Driver dipasang bertujuan untuk mengendalikan lampu yang bekerja pada tegangan AC/220V. Hal ini mutlak diperlukan karena mikrokontroler hanya bekerja pada level tegangan TTL dan CMOS, sehingga tidak mampu secara langsung mengendalikan lampu.
Sensor yang berupa fototransistor digunakan untuk mengubah kondisi cahaya ke dalam besaran listrik. Agar sensor yang bersifat analog mampu dibaca oleh mikrokontroler yang bersifat digital sehingga perlu dipasang sebuah komparator. Komparator ini bertugas untuk membandingkan kondisi sensor yang masuk ke pin (+) op-amp dengan tegangan referensi pada pin (-) op-amp ketika gelap atau terang dan mengubahnya menjadi logika digital pada pin output-nya. Sedangkan gerbang not 74LS14 yang mempunyai kemampuan trigger pulsa masukan dan pada data sheet keluaran dari IC ini sudah standar TTL sehingga dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler. Gerbang not 74LS14 juga digunakan untuk membalik keadaan tegangan input sehingga pada saat input high maka keluarannya akan bernilai low.
Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan komponen utama yang mengendalikan seluruh sistem. Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan seri AT89S51. Seri ini merupakan varian baru dari keluarga AT89C51 yang mengelami perubahan prosedur pengisian program. Pada seri ini memiliki fasilitas ISP (In Sistem Programming) yang tidak dimiliki pada seri sebelumnya. Fasilitas ini memungkinkan pengubahan isi program walaupun sistem sedang berjalan.
Untuk bekerja dengan mikrokontroler ini diperlukan beberapa komponen tambahan yang sering disebut dengan sistem minimum. Syarat-syarat tersebut antara lain, sistem clock atau osilator, sistem reset dan sistem ISP. Pada penelitian ini sistem minimum disajikan pada Gambar 3.2.
Pada Gambar 3.2 disajikan skema rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51/52. Sistem pendukung yang pertama yaitu sistem osilator yang terdiri dari x-tal senilai 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor senilai 33pF. Nilai 11,0592MHz dipilih dengan pertimbangan untuk menghasilkan nilai baud rate yang tidak terjadi error.
Skripsi ini berjudul Perancangan Pengendalian Peralatan Lampu Listrik Jarak Jauh Menggunakan Telepon Seluler, dimana pengendalian lampu listrik menggunakan fasilitas SMS (Short Message Service) pada telepon seluler. Alat ini juga diharapkan dapat memantau keadaan peralatan lampu listrik apakah dalam keadaan hidup atau mati. Merk telepon seluler yang digunakan adalah jenis Siemens M35. Sistem yang digunakan adalah sistem komunikasi serial antara telepon seluler Siemens M35 dengan mikrokontroler AT89S51. Mikrokontroler sebagai pengendali dan pemantau keadaan peralatan lampu listrik.
Diagram Kotak Perangkat Keras
Sistem kendali lampu dengan media SMS ini, dirancang berdasarkan berbasis mikrokontroler AT89S51. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram dari alat ini.
Pada Gambar 3.1 ditunjukkan diagram kotak sistem secara keseluruhan. HP Siemens M35 digunakan sebagai Gateway SMS. HP dengan mikrokontroler terhubung dengan menggunakan kabel data yang memanfaatkan komunikasi serial RS232. Jenis komunikasi yang digunakan adalah model UART.
Mikrokontroler mempunyai peran sebagai basis sistem. Mikrokontroler akan membaca dan berkomunikasi dengan HP, kemudian mengendalikan lampu dengan bantuan driver relai, serta membaca sensor yang telah dilewatkan sebuah komparator.
Driver dipasang bertujuan untuk mengendalikan lampu yang bekerja pada tegangan AC/220V. Hal ini mutlak diperlukan karena mikrokontroler hanya bekerja pada level tegangan TTL dan CMOS, sehingga tidak mampu secara langsung mengendalikan lampu.
Sensor yang berupa fototransistor digunakan untuk mengubah kondisi cahaya ke dalam besaran listrik. Agar sensor yang bersifat analog mampu dibaca oleh mikrokontroler yang bersifat digital sehingga perlu dipasang sebuah komparator. Komparator ini bertugas untuk membandingkan kondisi sensor yang masuk ke pin (+) op-amp dengan tegangan referensi pada pin (-) op-amp ketika gelap atau terang dan mengubahnya menjadi logika digital pada pin output-nya. Sedangkan gerbang not 74LS14 yang mempunyai kemampuan trigger pulsa masukan dan pada data sheet keluaran dari IC ini sudah standar TTL sehingga dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler. Gerbang not 74LS14 juga digunakan untuk membalik keadaan tegangan input sehingga pada saat input high maka keluarannya akan bernilai low.
Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan komponen utama yang mengendalikan seluruh sistem. Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan seri AT89S51. Seri ini merupakan varian baru dari keluarga AT89C51 yang mengelami perubahan prosedur pengisian program. Pada seri ini memiliki fasilitas ISP (In Sistem Programming) yang tidak dimiliki pada seri sebelumnya. Fasilitas ini memungkinkan pengubahan isi program walaupun sistem sedang berjalan.
Untuk bekerja dengan mikrokontroler ini diperlukan beberapa komponen tambahan yang sering disebut dengan sistem minimum. Syarat-syarat tersebut antara lain, sistem clock atau osilator, sistem reset dan sistem ISP. Pada penelitian ini sistem minimum disajikan pada Gambar 3.2.
Pada Gambar 3.2 disajikan skema rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51/52. Sistem pendukung yang pertama yaitu sistem osilator yang terdiri dari x-tal senilai 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor senilai 33pF. Nilai 11,0592MHz dipilih dengan pertimbangan untuk menghasilkan nilai baud rate yang tidak terjadi error.
PENDETEKSI KECEPATAN BENDA
Blok Diagram Sistem Pendeteksi Kecepatan Benda Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Pendeteksi Kecepatan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yaitu sebagai penghitung kecepatan benda yang melewati dua buah sensor sebagai penghitung waktu tempuh benda tersebut, kemudian mengkonversikannya dalam satuan meter per detik (m/s). Sehingga kedua sensor tersebut berfungsi sebagai pengganti stopwatch, yang pada sensor pertama menjalankan timer dan pada sensor yang kedua menghentikan timer (Hold Timer).
Alat ini bisa digunakan pada jalan raya yang kecepatan kendaraan bermotor tidak boleh dari kecepatan yang telah ditentukan pada rambu lalu-lintas. Sehingga dapat mendeteksi kecepatan kendaraan tersebut dari tepi jalan raya. Sensor menggunakan dua dioda laser sebagai sumber cahaya yang dipasang ditepi jalan sehingga ketika benda melewati sensor pertama maka mikrokontroler akan menghidupkan timer, kemudian setelah benda menyentuh sensor yang kedua maka akan memberikan mikrokontroler akan menghentikan timer dan mengambil datanya. Setelah data tersebut diperoleh maka mikrokontroler akan mengkonversikannya dalam satuan meter per detik (m/s) dan menampilkannya ke LCD (Liquid Crystal Display).
Bagian Pemancar (Transmitter)
Pada bagian sumber cahaya (TX) menggunakan dua buah dioda laser yang jarak antara kedua pemancar cahaya tersebut telah ditentukan yaitu 10 cm yang akan digunakan pada saat perhitungan konversi mikrokontroler dalam satuan meter per detik (m/s).
Dioda laser digunakan karena pancaran cahaya dioda laser (laser Pointer) ini tidak menyebar dan cahayanya dapat difokuskan pada penerimanya. Dioda laser juga dapat dipancarkan fokus sampai pada jarak yang cukup jauh sekitar 16 meter, dan ini mencukupi jika suatu saat alat pendeteksi kecepatan benda ini akan diterapkan di jalan raya. Agar pemancar cahaya yang digunakan fokus dan tidak ada penyebaran cahaya yang meluas dari titik fokus, maka digunakan dioda laser. Dioda laser dapat memancarkan cahaya yang kuat untuk dipantulkan kembali ke arah penerima dengan menggunakan lensa kemudian difokuskan pada bagian penerima karena arah pantulannya harus tepat mengenai bagian permukaan penerimanya.
Bagian Penerima (Receiver)
Pada bagian penerima cahaya sumber dari laser dioda menggunakan komponen optoelektronik fotodioda. Fotodioda merupakan komponen optoelektronik yang sensitif terhadap cahaya, jika fotodioda ini terkena cahaya maka akan meningkatkan jumlah pembawa minoritas dan arus baliknya makin besar.
Penerima terdiri dari bahan peka cahaya yang dapat memberikan keluaran untuk dapat disalurkan untuk dapat diolah lebih lanjut, komponen peka cahaya ini menggunakan fotodioda yang mempunyai sifat apabila terkena cahaya maka akan melewatkan arus balik, sehingga keluarannya menjadi sekitar 0,02 volt. Jika fotodioda sebelum terkena cahaya tegangan pada titik tengah antara fotodioda dan R1 adalah 4,7 volt.
Penggunaan sensor fotodioda pada aplikasi yang menggunakan mikrokontroler, dan mikrokontroler tersebut merupakan piranti digital yang hanya mampu menerima logika 1 (5 Volt) dan logika 0 (0 Volt). Pada rangkaian penerima laser tersebut keluarannya bernilai 0,02 volt jika terkena cahaya dan pada saat tidak terkena cahaya laser bernilai 4,7 volt. Untuk mampu memberikan masukan pada mikrokontroler, maka pada saat cahaya laser terhalang seharusnya keluaran sensor menuju mikrokontroler harus bernilai nol (0) dan pada saat tidak terhalang keluaran sensor bernilai high (1), agar mikrokontroler dapat bekerja jika cahaya laser tersentuh atau terhalang obyek yang melewati kedua sensor.
Untuk mengatasi kelinieran fotodioda dan agar keluarannya berbanding terbalik sehingga keluarannya dapat dideteksi oleh mikrokontroler, maka digunakan konfigurasi seperti berikut:
Pendeteksi Kecepatan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yaitu sebagai penghitung kecepatan benda yang melewati dua buah sensor sebagai penghitung waktu tempuh benda tersebut, kemudian mengkonversikannya dalam satuan meter per detik (m/s). Sehingga kedua sensor tersebut berfungsi sebagai pengganti stopwatch, yang pada sensor pertama menjalankan timer dan pada sensor yang kedua menghentikan timer (Hold Timer).
Alat ini bisa digunakan pada jalan raya yang kecepatan kendaraan bermotor tidak boleh dari kecepatan yang telah ditentukan pada rambu lalu-lintas. Sehingga dapat mendeteksi kecepatan kendaraan tersebut dari tepi jalan raya. Sensor menggunakan dua dioda laser sebagai sumber cahaya yang dipasang ditepi jalan sehingga ketika benda melewati sensor pertama maka mikrokontroler akan menghidupkan timer, kemudian setelah benda menyentuh sensor yang kedua maka akan memberikan mikrokontroler akan menghentikan timer dan mengambil datanya. Setelah data tersebut diperoleh maka mikrokontroler akan mengkonversikannya dalam satuan meter per detik (m/s) dan menampilkannya ke LCD (Liquid Crystal Display).
Bagian Pemancar (Transmitter)
Pada bagian sumber cahaya (TX) menggunakan dua buah dioda laser yang jarak antara kedua pemancar cahaya tersebut telah ditentukan yaitu 10 cm yang akan digunakan pada saat perhitungan konversi mikrokontroler dalam satuan meter per detik (m/s).
Dioda laser digunakan karena pancaran cahaya dioda laser (laser Pointer) ini tidak menyebar dan cahayanya dapat difokuskan pada penerimanya. Dioda laser juga dapat dipancarkan fokus sampai pada jarak yang cukup jauh sekitar 16 meter, dan ini mencukupi jika suatu saat alat pendeteksi kecepatan benda ini akan diterapkan di jalan raya. Agar pemancar cahaya yang digunakan fokus dan tidak ada penyebaran cahaya yang meluas dari titik fokus, maka digunakan dioda laser. Dioda laser dapat memancarkan cahaya yang kuat untuk dipantulkan kembali ke arah penerima dengan menggunakan lensa kemudian difokuskan pada bagian penerima karena arah pantulannya harus tepat mengenai bagian permukaan penerimanya.
Bagian Penerima (Receiver)
Pada bagian penerima cahaya sumber dari laser dioda menggunakan komponen optoelektronik fotodioda. Fotodioda merupakan komponen optoelektronik yang sensitif terhadap cahaya, jika fotodioda ini terkena cahaya maka akan meningkatkan jumlah pembawa minoritas dan arus baliknya makin besar.
Penerima terdiri dari bahan peka cahaya yang dapat memberikan keluaran untuk dapat disalurkan untuk dapat diolah lebih lanjut, komponen peka cahaya ini menggunakan fotodioda yang mempunyai sifat apabila terkena cahaya maka akan melewatkan arus balik, sehingga keluarannya menjadi sekitar 0,02 volt. Jika fotodioda sebelum terkena cahaya tegangan pada titik tengah antara fotodioda dan R1 adalah 4,7 volt.
Penggunaan sensor fotodioda pada aplikasi yang menggunakan mikrokontroler, dan mikrokontroler tersebut merupakan piranti digital yang hanya mampu menerima logika 1 (5 Volt) dan logika 0 (0 Volt). Pada rangkaian penerima laser tersebut keluarannya bernilai 0,02 volt jika terkena cahaya dan pada saat tidak terkena cahaya laser bernilai 4,7 volt. Untuk mampu memberikan masukan pada mikrokontroler, maka pada saat cahaya laser terhalang seharusnya keluaran sensor menuju mikrokontroler harus bernilai nol (0) dan pada saat tidak terhalang keluaran sensor bernilai high (1), agar mikrokontroler dapat bekerja jika cahaya laser tersentuh atau terhalang obyek yang melewati kedua sensor.
Untuk mengatasi kelinieran fotodioda dan agar keluarannya berbanding terbalik sehingga keluarannya dapat dideteksi oleh mikrokontroler, maka digunakan konfigurasi seperti berikut:
- Keluaran dari fotodioda agar menjadi tidak linear dan berbanding terbalik dari keluaran sebelumnya yaitu dengan memasukkan keluaran fotodioda ke gerbang NAND.
Tuesday, April 26, 2011
PENERJEMAH DAN PEMBUAT SANDI MORSE PRAMUKA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51
Alat ini digunakan untuk penerjemah dan pembuat sandi morse pramuka berbasis mikrokontroler AT89C51, dimana mikrokontroler digunakan untuk memuat program dan menterjemahkan masukan yang terjadi. Tampilan LCD menghasilkan penerjemahan dari masukan. Layar LCD akan menampilkan huruf abjad atau sandi morse sesuai dengan masukan perintah yang diberikan.
Saturday, April 23, 2011
ALAT PENGUKUR KETINGGIAN AIR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTROLER
Alat ini adalah Water Level Warning System Melaui Short Message Service Berbasis Mikrokontroler, peringatan tinggi permukaan air menggunakan SMS. Alat ini dapat memberikan informasi secara cepat tentang detektor datangnya banjir oleh tiga buah sensor air yang dipasang pada bibir sungai. Merek telepon seluler yang digunakan adalah jenis Siemens M35 karena sistem yang digunakan adalah sistem komunikasi serial dengan baudrate 19200 bps antara telepon seluler Siemens M35 dengan mikrokontroler AT89S52. Mikrokontroler adalah sebagai pembaca keadaan sensor air, dan sebagai perintah mengirimkan SMS ke nomor tujuan yang ditentukan pada program. Pengujian tanggapan sistem alat dilakukan dengan memasang handphone Siemens M35 dengan rangkaian secara keseluruhan. Dari pengujian pada ketiga sensor air, maka diperoleh hasil sesuai setting yaitu dapat mengirimkan pesan yang berbeda dari tiap-tiap level air.
PERANCANGAN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS MIKROKONTOLER AT89C51 DENGAN REMOTE CONTROL
Alat ini adalah perancangan catu daya terprogram dengan tampilan digital berbasis mikrokontoler AT89C51 dengan remote kontrol. Alat catu daya terprogram dengan remote kontrol adalah salah satu alternatif alat yang terprogram dan dapat dikendalikan dengan remote kontrol dimana mikrokontroler digunakan sebagai tempat penerjemah dari perintah masukan dan seven segment sebagai penampil tegangan keluaran yang dihasilkan. Mikrokontroler akan memilih tegangan keluaran sesuai masukan yang terjadi dan sesuai dengan program yang ditanam pada flash perom. Jarak maksimal pengiriman kode sinyal yang dapat diterima oleh bagian penerima alat ini dengan menggunakan remote kontrol adalah 25 meter dan Presentase kesalahan tiap pengukuran diperoleh error yang paling besar pada pengukuran tegangan untuk presentase kesalahan keseluruhan untuk alat atau error alat pada pengukuran tegangan 0.5 Volt sampai 9 Volt adalah 1.06 %
Wednesday, April 20, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)